JAKARTA - Israel mengancam akan merintangi hingga menghentikan arus bantuan internasional untuk warga Palestina di Gaza.
Mengutip AP, Minggu 2 Maret, upaya Israel ini dilakukan jika Hamas menolak poin-poin dalam proposal yang diajukan sekutunya, Amerika Serikat (AS) dalam kesepakatan gencatan senjata.
AS diketahui menginginkan pengambilalihan Gaza yang dihancurleburkan Israel untuk pembangunan yang bersifat sekehendak hati.
Rencana pembangunan di Gaza itu meliputi warga Palestina keluar dari kawasan tersebut dan tidakdiperbolehkan kembali lagi sampai batas waktu yang tidak diketahui.
Meski demikian, Kantor Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu tidak merinci poin-poin dalam proposal yang diajukan AS.
Hingga saat ini juga, belum diketahui apakah pasokan bantuan masuk Gaza telah dirintangi atau dihentikan sepenuhnya oleh Israel.
Fase pertama gencatan senjata Israel-Hamas telah berakhir pada Sabtu. Kedua belah pihak belum merundingkan fase kedua, di mana Hamas akan membebaskan puluhan sandera yang tersisa sebagai imbalan atas penarikan pasukan Israel dan gencatan senjata yang langgeng.
Sebelumnya pada Minggu, Israel mengatakan mereka mendukung proposal untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata hingga Ramadan dan Paskah, atau 20 April.
Menurut kantor PM Israel, usulan proposal perpanjangan fase pertama gencatan senjata diinisiasi utusan Timur Tengah Pemerintahan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff.
Berdasarkan usulan tersebut, Hamas akan membebaskan separuh sandera pada hari pertama dan sisanya saat kesepakatan gencatan senjata permanen tercapai.
Sejauh ini belum ada tanggapan langsung dari AS, Mesir, atau Qatar, yang telah menjadi penengah konflik antara Israel dan Hamas selama lebih dari setahun terakhir. Hamas juga belum menanggapi usulan tersebut.
Posting Komentar