YOGYAKARTA - Cara berkomunikasi dan menjaga ucapan yang baik perlu diajarkan orang tua kepada anak sejak dini. Namun terkadang banyak ditemui anak-anak yang berbicara secara tidak sopan atau berucap ceplas-ceplos. Jika buah hati Anda memiliki kebiasaan begini, Anda perlu tahu tips mengatasi anak bicara ceplas-ceplos agar bisa menjaga perkataannya.
Gaya berbicara ceplas-ceplos menunjukkan karakter anak yang blak-blakan, apa adanya, dan tanpa filter. Meskipun tidak selalu bermaksud buruk, namun ucapan ceplas-ceplos bisa saja menyakiti perasaan orang lain atau menimbulkan kesan tidak sopan.
Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara yang tepat dalam mengajarkan cara berkomunikasi yang baik kepada anak. Anak berbicara ceplas-ceplos bisa ditertibkan atau dididik supaya bisa menjaga ucapannya.
Tips Mengatasi Anak Bicara Ceplas-CeplosAnak berbicara ceplas-ceplos sebenarnya menjadi kebiasaannya yang sering terjadi karena di usia ini mereka belum bisa mengatur atau memfilter ucapannya. Namun orang tua perlu membimbing supaya anaknya pahami sejak dini bagaimana cara berkomunikasi yang baik.
Anak yang bisa menyampaikan pendapat dengan baik, akan lebih mudah menjalin hubungan sosial, membangun rasa percaya diri, serta menghormati orang lain dalam setiap interaksi. Berikut ini beberapa cara mengajari anak supaya tidak bicara ceplas-ceplos:
1. Tanyakan Alasan Anak Bicara Ceplas-CeplosLangkah pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah memahami alasan di balik kebiasaan anaknya berbicara ceplas-ceplos. Anak mungkin belum memahami bahwa ucapannya bisa melukai perasaan orang lain.
Di usia dini, anak-anak masih dalam tahap belajar memahami norma sosial dan belum mampu mengendalikan emosi maupun impuls. Selain itu, mereka bisa saja meniru ucapan dari lingkungan sekitar—baik dari orang tua, saudara, teman, maupun tontonan di media.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tidak langsung memarahi atau memberi label negatif pada anak. Cobalah memahami situasinya dan jadikan ini sebagai momen pembelajaran yang bermakna.
2. Berikan Contoh Komunikasi yang BaikAnak belajar banyak dari lingkungan terdekatnya, terutama orang tua. Jika orang tua terbiasa berbicara dengan sopan, mempertimbangkan perasaan orang lain, dan menyampaikan pendapat dengan bijak, anak akan menirunya.
Sebaliknya, jika keseharian anak sering mendengar ucapan kasar, sindiran, atau komentar tanpa empati, kemungkinan besar anak akan mencontohnya. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi role model dalam berkomunikasi. Gunakan ucapan yang lembut, penuh empati, dan ajarkan cara menyampaikan sesuatu dengan sopan namun tetap jujur.
3. Ajarkan Perbedaan Antara Jujur dan MenyakitiSalah satu kesalahan umum yang terjadi adalah menganggap bicara ceplas-ceplos sebagai bentuk kejujuran. Padahal, kejujuran tidak harus disampaikan secara kasar atau tanpa mempertimbangkan situasi. Orang tua dapat mengajarkan bahwa jujur itu penting, tapi harus disampaikan dengan cara yang tidak menyakiti hati orang lain.
Misalnya jika anak berkata, “Baju kamu jelek”. Coba beri contoh dengan mengatakan, “Kita bisa bilang, Aku lebih suka yang warnanya biru, menurutku lebih cocok.” agar tidak membuat orang lain sedih.” Ajarkan anak untuk mempertimbangkan bagaimana perasaannya jika ada orang lain yang berbicara seperti itu padanya.
4. Beri Pemahaman Mengenai EmpatiEmpati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Hal ini menjadi pondasi penting dalam membentuk komunikasi yang beretika dan penuh hormat.
Ajak anak berdiskusi tentang perasaan orang lain, misalnya, “Bagaimana perasaan temanmu kalau kamu bilang seperti itu?” atau “Kalau kamu yang dikatakan begitu, senang nggak?” Latihan seperti ini akan membantu anak menyadari dampak dari ucapannya, serta secara perlahan membentuk kebiasaan untuk berpikir sebelum berbicara.
5. Gunakan Momen Bicara Ceplas-Ceplos Sebagai EdukasiJika anak terlanjur mengucapkan sesuatu yang ceplas-ceplos, jangan langsung memarahi di depan orang lain. Dari pada mempermalukannya, sebaiknya ajak anak bicara secara pribadi setelah situasi mereda. Tanyakan kenapa dia mengatakan hal tersebut, lalu arahkan bagaimana seharusnya ia berbicara. Gunakan pendekatan yang lembut dan mendidik.
6. Berikan Pujian Saat Anak Berbicara dengan SopanAnak sangat responsif terhadap pujian dan apresiasi. Saat anak berhasil menyampaikan pendapat atau perasaan dengan sopan, berikan pujian, “Ibu senang kamu bisa bilangnya dengan baik,” atau “Kamu hebat bisa memilih kata-kata yang bagus.” Dengan begitu, anak akan merasa bahwa berbicara dengan sopan itu menyenangkan dan dihargai.
7. Sediakan Media Ekspresi yang PositifAnak-anak butuh ruang untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan atau pikirkan. Bantu anak menyalurkan ekspresi melalui media yang positif seperti menulis, menggambar, atau bercerita. Kegiatan seperti ini dapat membantu anak mengelola emosi dan belajar memilih kata dengan lebih baik dalam menyampaikan sesuatu.
Demikianlah beberapa cara mengatasi atau menertibkan kebiasaan anak bicara ceplas-ceplos. Dengan contoh yang baik dari orang tua, komunikasi terbuka, serta edukasi yang konsisten, anak akan belajar bahwa berbicara dengan sopan merupakan tindakan yang baik dan menghargai orang lain. Baca tips mengajari anak menerima kegagalan.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.
Posting Komentar