YOGYAKARTA - Menjelang Idul Adha, umat Muslim di seluruh dunia bersiap untuk melaksanakan ibadah kurban. Salah satu hal paling penting dalam pelaksanaan kurban adalah memastikan bahwa hewan yang akan disembelih sehat dan memenuhi syarat syar’i. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum memahami ciri-ciri hewan kurban yang sakit, sehingga berisiko membeli hewan yang tidak layak kurban baik dari sisi kesehatan maupun hukum Islam.
Agar tidak tertipu dan dapat menjalankan ibadah kurban dengan sah dan sempurna, penting untuk mengenali tanda-tanda hewan kurban yang sakit. Berikut penjelasan lengkapnya:
Ciri-Ciri Hewan Kurban yang SakitSalah satu ciri-ciri hewan kurban yang sakit yang paling mudah dikenali adalah perilakunya yang tidak aktif. Hewan yang sehat akan tampak lincah, responsif terhadap lingkungan, dan aktif bergerak. Sebaliknya, hewan yang sakit cenderung diam, tidak bersemangat, sering duduk atau rebahan, serta lambat saat diajak bergerak.
Kondisi ini bisa menjadi indikasi bahwa hewan mengalami kelelahan ekstrem, demam, atau infeksi. Bila hewan tampak tidak bertenaga dalam jangka waktu lama, sebaiknya periksakan ke dokter hewan atau pertimbangkan untuk memilih hewan lain.
Hewan kurban yang sehat biasanya memiliki nafsu makan yang baik dan lahap saat diberikan pakan. Bila hewan menunjukkan penurunan nafsu makan secara drastis atau bahkan tidak makan sama sekali, hal ini patut diwaspadai.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan pencernaan, infeksi, cacingan, atau stres. Ciri-ciri hewan kurban yang sakit seperti ini biasanya juga disertai dengan perubahan feses, seperti diare atau feses yang terlalu keras.
Mata hewan yang sehat akan terlihat jernih, cerah, dan tidak berair. Sebaliknya, jika mata terlihat sayu, terdapat kotoran di sekitar mata, atau bahkan mengeluarkan cairan abnormal, itu bisa menjadi gejala infeksi mata atau penyakit lain seperti konjungtivitis.
Perlu diperhatikan juga apakah hewan sering menggosok-gosokkan kepala ke benda keras, karena ini bisa menandakan iritasi atau gatal pada area mata dan telinga.
Perubahan pada kulit dan bulu juga menjadi ciri-ciri hewan kurban yang sakit yang cukup jelas. Hewan sehat biasanya memiliki bulu mengilap dan rapi, serta kulit yang bersih tanpa luka. Namun, jika bulu terlihat kusam, rontok berlebihan, atau terdapat luka, borok, serta kulit yang mengelupas, maka kemungkinan besar hewan tersebut mengalami gangguan kesehatan.
Beberapa penyakit kulit pada hewan kurban seperti kudis atau infeksi jamur dapat menular dan berisiko membahayakan kesehatan manusia juga.
Salah satu gejala umum hewan yang terkena penyakit pernapasan adalah hidung yang berlendir, batuk, dan napas terengah-engah. Jika Anda melihat hewan mengeluarkan lendir kental dari hidung atau sering bersin, itu menandakan adanya infeksi saluran pernapasan atas.
Gejala ini cukup sering ditemukan pada sapi atau kambing yang terpapar perubahan cuaca ekstrem atau lingkungan yang tidak bersih.
Hewan kurban harus memiliki kondisi fisik yang sempurna, termasuk kemampuan berjalan normal. Jika hewan tampak pincang, berjalan miring, atau tidak mau berdiri sama sekali, bisa jadi ia mengalami luka pada kaki, radang sendi, atau penyakit kuku.
Ciri-ciri hewan kurban yang sakit seperti ini sangat penting diperhatikan karena dalam syariat, hewan yang pincang parah tidak sah dijadikan hewan kurban.
Memilih hewan kurban tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Pastikan Anda membeli dari penjual terpercaya dan memeriksa langsung kondisi fisiknya. Mengenali ciri-ciri hewan kurban yang sakit sejak dini sangat penting untuk menghindari kerugian dan menjaga kesempurnaan ibadah Anda.
Jika perlu, mintalah pendampingan dari tenaga medis veteriner saat memilih hewan kurban, terutama jika Anda tidak berpengalaman. Hewan yang sehat bukan hanya menjamin ibadah yang sah, tetapi juga memastikan daging yang dikonsumsi aman dan bergizi.
Selain itu baca juga: Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban di Jakarta Dilaksanakan Dua Pekan
Jadi setelah mengetahui ciri-ciri hewan kurban yang sakit, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!
Posting Komentar