JAKARTA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tengah menggagas konsep wisata malam di sepanjang Sungai Mahakam, Samarinda, sebagai langkah strategis untuk mengembangkan sektor pariwisata dan menggerakkan roda ekonomi masyarakat lokal.
Gagasan ini menyasar potensi wisata susur sungai yang dikemas dengan sentuhan artistik malam hari, menghadirkan pengalaman berbeda bagi wisatawan.
Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas'ud, menyampaikan bahwa potensi Sungai Mahakam sangat besar untuk dimaksimalkan sebagai destinasi wisata unggulan, terutama saat malam hari. Ia menekankan perlunya penataan ulang aktivitas malam di perairan tersebut agar lebih aman dan menarik.
“Sungai Mahakam punya nilai wisata yang luar biasa, tapi harus dibebaskan dari lalu lintas tongkang dan ponton di malam hari agar bisa dimanfaatkan sebagai pusat hiburan dan rekreasi air,” ujar Rudy saat berada di Samarinda, Minggu.
Konsep wisata malam yang dimaksud mencakup susur sungai, pertunjukan cahaya, kuliner terapung, dan atraksi budaya yang akan menjadi daya tarik baru di ibu kota provinsi. Dengan pengelolaan yang tepat, sektor ini diyakini mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sekaligus memperluas peluang usaha masyarakat sekitar.
Menurut Rudy, jika lalu lintas kapal pengangkut batu bara pada malam hari dapat dihentikan, maka Sungai Mahakam bisa disulap seperti sungai-sungai ikonik di Asia Tenggara, bahkan meniru kesuksesan pariwisata sungai di kota-kota seperti Shanghai, Ho Chi Minh City, Phnom Penh, hingga Bangkok.
“Kita bisa menjadikan Sungai Mahakam mirip seperti Sungai Nil di Kairo yang sangat memukau saat malam. Lampu-lampu, perahu wisata, dan suasana malam hari akan menjadi kekuatan tersendiri,” tambahnya.
Namun demikian, Rudy menegaskan bahwa syarat utama pengembangan wisata malam adalah penghentian aktivitas ponton batu bara yang melintasi Jembatan Mahakam pada malam hari. Selain demi keamanan pengunjung, hal ini juga untuk menjaga kenyamanan dan estetika kawasan wisata.
“Bayangkan wisatawan sedang menikmati pemandangan, lalu terdengar kabar pilar jembatan tertabrak tongkang. Ini tentu akan mencoreng citra pariwisata kita,” katanya.
Lebih jauh, ia mendorong adanya penataan lalu lintas air yang lebih baik di Sungai Mahakam. Selain untuk mendukung pariwisata, upaya tersebut juga bisa berkontribusi dalam pengendalian banjir melalui normalisasi atau pengerukan sungai.
Sungai Mahakam sendiri selama ini dikenal sebagai jalur utama transportasi dan logistik Kalimantan Timur. Tak hanya untuk angkutan batu bara, sungai ini juga menjadi jalur penting distribusi kebutuhan pokok menuju wilayah pedalaman. Di masa lalu, kayu log dari hutan-hutan di Kaltim pun melintasi sungai ini dalam jumlah besar.
Dengan arah pembangunan baru yang lebih mengedepankan keberlanjutan dan optimalisasi potensi lokal, wisata malam di Sungai Mahakam diharapkan menjadi wajah baru pariwisata Samarinda dan menambah pundi-pundi pendapatan daerah secara signifikan.
Posting Komentar