JAKARTA – CEO Google, Sundar Pichai, menyatakan bahwa pihaknya berharap dapat mencapai kesepakatan dengan Apple untuk menyertakan teknologi AI Gemini ke dalam ponsel baru milik Apple pada pertengahan tahun ini. Pernyataan ini disampaikan Pichai dalam kesaksiannya di pengadilan antitrust di Washington pada Rabu 31 April.
Kesaksian tersebut merupakan bagian dari pembelaan Alphabet, induk perusahaan Google, terhadap tuntutan Departemen Kehakiman AS (DOJ) yang mengusulkan untuk mengakhiri perjanjian menguntungkan Google dengan Apple, Samsung, AT&T, dan Verizon sebagai mesin pencari default di perangkat baru.
Saat ditanya oleh jaksa DOJ, Veronica Onyema, Pichai mengatakan bahwa saat ini belum ada kesepakatan resmi dengan Apple terkait Gemini. Namun ia telah berdiskusi dengan CEO Apple, Tim Cook, mengenai kemungkinan kerja sama tersebut pada tahun lalu. Jika tercapai, kesepakatan ini akan membuat Gemini terintegrasi dengan Apple Intelligence, yaitu fitur AI milik Apple.
Pichai juga mengungkapkan bahwa Google berencana untuk mulai bereksperimen dengan penempatan iklan dalam aplikasi Gemini-nya.
Jaksa penuntut menilai bahwa dominasi Google di bidang pencarian online bisa meluas ke sektor AI. Hakim Distrik AS Amit Mehta sebelumnya menyatakan bahwa Google mempertahankan monopoli sebagian melalui pembayaran miliaran dolar kepada operator seluler dan produsen smartphone agar menjadikan Google sebagai mesin pencari default.
Saat ini, Hakim Mehta sedang mempertimbangkan langkah-langkah yang harus diambil Google untuk mengembalikan persaingan pasar. Putusan akhir dalam kasus ini berpotensi mengubah lanskap internet secara drastis, termasuk kemungkinan mengakhiri dominasi Google sebagai gerbang utama pencarian informasi daring.
Departemen Kehakiman dan koalisi jaksa agung negara bagian di AS mendorong berbagai tindakan perbaikan, termasuk menjual browser Chrome, melarang pembayaran untuk menjadi mesin pencari default, dan mewajibkan Google berbagi data pencarian dengan para pesaingnya.
Namun, Pichai menilai bahwa kewajiban berbagi data tersebut dapat menghambat investasi perusahaan dalam penelitian dan pengembangan. Ia menyebut bahwa ketentuan yang mengharuskan berbagi indeks pencarian dan data kueri pencarian sangat ekstrem dan sama saja dengan “divestasi de facto terhadap kekayaan intelektual kami dalam bidang pencarian.”
“Hal itu akan membuat pihak luar dengan mudah merekayasa balik dan membangun ulang Google Search,” ujarnya, dikutip VOI dari Reuters.“Dan itu akan membuat investasi R&D seperti dua dekade terakhir menjadi tidak layak lagi,” tambahnya.
Google menyatakan bahwa pihaknya akan mengajukan banding setelah hakim mengeluarkan putusan akhir.
Posting Komentar