Industri Budaya Jadi Mesin Ekonomi: Indonesia Pikat Dunia di WAVES 2025

Artikel Industri Budaya Jadi Mesin Ekonomi: Indonesia Pikat Dunia di WAVES 2025 di ambil dari berbagai sumber di internet , dengan tujuan untuk ikut berperan aktif berbagi informasi yang bermanfaat kepada orang banyak , Selamat membaca
Menteri kebudayaan Fadli Zon. (IST)

MUMBAI - Indonesia menegaskan posisinya sebagai kekuatan utama dalam industri budaya global. Dalam forum bergengsi World Audio Visual & Entertainment Summit (WAVES) 2025 di Mumbai, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyampaikan pesan tegas: industri budaya bukan sekadar hiburan, tetapi mesin penggerak ekonomi kreatif dan transformasi sosial.

Berbicara dalam sesi Global Media Dialogue yang juga dihadiri Perdana Menteri India Narendra Modi serta menteri dari 22 negara, Fadli menekankan pentingnya sinergi global untuk membangun masa depan industri media yang inklusif dan berkelanjutan.

“Audio visual dan budaya adalah pengungkit inovasi. Mereka mampu menggerakkan ekonomi, membentuk identitas nasional, dan memperkuat kohesi sosial,” ujar Fadli membuka pidato Jumat, 2 Mei.

Ia juga menyampaikan duka atas tragedi di Pahalgam serta apresiasi terhadap India sebagai tuan rumah forum strategis ini.

Fadli menyoroti pembentukan Kementerian Kebudayaan yang berdiri sendiri pada 2024 sebagai langkah strategis. “Ini bukan sekadar struktur birokrasi. Ini wujud komitmen Indonesia menjadikan budaya sebagai pilar utama pembangunan nasional,” tegasnya.

Indonesia, lanjut Fadli, adalah negara mega-diversitas: 1.340 kelompok etnik, 718 bahasa daerah, ribuan warisan budaya takbenda, dan situs sejarah dunia seperti lukisan gua prasejarah tertua berusia 52.000 tahun.

“Ini bukan hanya kekayaan budaya. Ini kekuatan penceritaan. Storytelling superpower,” ungkapnya.

Potensi ekonomi kreatif Indonesia pun tak kalah mengesankan. Dengan 12 juta kreator dan 52% penduduk berusia di bawah 30 tahun, Indonesia menjadi pasar dinamis dan produsen konten terbesar di Asia Tenggara.

“Animasi ‘Jumbo’ baru saja melampaui Frozen 2 di Asia Tenggara. Sepanjang 2024, 67% penonton bioskop Indonesia memilih film lokal dari total 122 juta penonton,” ujarnya.

Fadli juga menyoroti peran strategis Dana Indonesiana dan inovasi digital berbasis budaya dalam membangun ekosistem kreatif yang berkelanjutan.

“Diplomasi budaya bukan jargon. Ia adalah alat kuat untuk menciptakan perdamaian, kerja sama, dan ketahanan global. Indonesia siap berbagi, berkolaborasi, dan memimpin,” tutupnya.

WAVES 2025 menjadi momen penting bagi Indonesia untuk memperkuat diplomasi kreatif dan menunjukkan bahwa industri budaya adalah pilar masa depan ekonomi dunia.

Terimakasih sudah membaca artikel Industri Budaya Jadi Mesin Ekonomi: Indonesia Pikat Dunia di WAVES 2025 Sampai selesai , mudah-mudahan bisa memberi manfaat kepada anda , jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman anda semua , sekian terima kasih.