JAKARTA - OpenAI mengumumkan telah mengakuisisi startup perangkat keras milik Jony Ive, io Products, dalam kesepakatan senilai 6,5 miliar dolar AS (Rp106,1 triliun). Perusahaan asal California itu juga akan menunjuknya sebagai kepala kreatif untuk mengembangkan perangkat yang dirancang khusus untuk era kecerdasan buatan generatif.
LoveFrom, firma desain yang didirikan oleh Ive setelah meninggalkan Apple, telah bekerja sama dengan OpenAI selama dua tahun untuk menciptakan perangkat AI generatif—sebuah area yang membuat banyak startup kesulitan karena tuntutan komputasi yang tinggi, seperti kegagalan produk seperti AI Pin dari Humane.
Dengan Ive memimpin desain, OpenAI bertujuan untuk memadukan teknologi di balik chatbot populer ChatGPT dengan keahlian desain produk yang membuat perangkat seperti iPhone menjadi produk laris.
Meski rincian finansial terkait akuisisi io tidak diungkapkan, kesepakatan berbasis saham tersebut dinilai sebesar 6,5 miliar dolar AS berdasarkan valuasi OpenAI yang mencapai 300 miliar dolar AS, menurut sumber yang dekat dengan masalah ini. OpenAI sebelumnya memiliki 23% saham di perusahaan ini, menurut sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
CEO OpenAI, Sam Altman, dan Ive menyatakan dalam sebuah video yang diposting di blog OpenAI, "Produk yang kita gunakan untuk menghubungkan kita dengan teknologi yang luar biasa ini, ya, sudah berusia puluhan tahun, jadi ini adalah hal yang wajar untuk berpikir bahwa pasti ada sesuatu yang lebih baik dari produk-produk lama ini."
Altman juga mengungkapkan bahwa mereka telah memiliki prototipe perangkat, meskipun tanpa memberikan detail lebih lanjut, tetapi menyebutnya sebagai "perangkat paling keren yang pernah ada di dunia."
Apple sendiri belum memberikan tanggapan terkait berita ini. Saham Apple turun lebih dari 2% setelah kabar tersebut tersebar.
Perusahaan pembuat iPhone itu memang terkesan lambat dalam meluncurkan Apple Intelligence, serangkaian fitur yang mengakses ChatGPT, sementara beberapa smartphone Android sudah memiliki berbagai alat AI canggih.
Analis D.A. Davidson, Gil Luria, berpendapat, "OpenAI tertarik untuk memiliki platform perangkat keras berikutnya sehingga mereka tidak perlu menjual produk mereka melalui iOS Apple atau Android Google." Ia juga menyebutkan bahwa ambisi ini mirip dengan yang dimiliki Meta dengan Quest goggles dan Meta Ray Bans.
Beberapa perusahaan seperti Humane AI dan Rabbit mencoba membangun perangkat khusus untuk era AI, namun Humane AI, yang didirikan oleh mantan eksekutif Apple, mengalami kesulitan dengan perangkat AI Pin yang mendapat kritik terkait daya tahan baterai, masalah panas, keterbatasan fungsionalitas, dan harga yang tinggi.
HP membeli aset-aset Humane AI, termasuk platform AI Cosmos, kekayaan intelektual, dan talenta teknisnya seharga 116 juta dolar AS (Rp1,9 triliun), yang pada dasarnya menghentikan produksi produk AI Pin. Di sisi lain, Rabbit berhasil menjual lebih dari 100.000 perangkat r1, meskipun para pengulas mengatakan fungsinya masih terbatas jika dibandingkan dengan smartphone.
Posting Komentar