JAKARTA - OpenAI telah mengubah rencana restrukturisasi besar-besaran, dengan organisasi nonprofit induknya tetap mempertahankan kendali. Langkah ini kemungkinan akan membatasi kekuasaan CEO OpenAI, Sam Altman, atas perusahaan AI yang melahirkan ChatGPT.
Keputusan ini diambil setelah gelombang kritik dan tantangan hukum, termasuk gugatan dari Elon Musk, salah satu pendiri OpenAI, yang menuduh perusahaan telah menyimpang dari tujuan awalnya untuk mengembangkan AI demi kepentingan kemanusiaan.
Dalam pernyataannya pada Senin, 5 April, Altman menegaskan bahwa OpenAI akan tetap berada di bawah kendali nonprofit, meskipun mereka tetap memiliki bisnis yang berorientasi profit.
Pada Desember 2024, OpenAI sempat mengajukan rencana untuk mengubah unit for-profit mereka menjadi Public Benefit Corporation (PBC), sebuah struktur yang memungkinkan keseimbangan antara keuntungan pemegang saham dan misi sosial. Namun, perubahan tersebut akan mengurangi kendali nonprofit atas perusahaan.
Kini, OpenAI memastikan bahwa induk nonprofit tetap memegang kendali atas PBC, sembari menjadi pemegang saham utama dalam unit bisnis. Dengan begitu, perusahaan tetap bisa mengumpulkan lebih banyak modal guna menjaga daya saing dalam perlombaan pengembangan AI.
Dilema Antara Keuntungan dan Misi AI
Langkah menuju perusahaan yang sepenuhnya berorientasi profit pada awalnya dirancang untuk membantu OpenAI menggalang lebih banyak dana. Namun, banyak pihak mengkhawatirkan apakah perusahaan akan tetap mengedepankan kepentingan publik, dan bagaimana keseimbangan antara misi pengembangan AI dengan dorongan keuntungan akan dipertahankan.
Bret Taylor, Ketua Dewan OpenAI, mengatakan keputusan untuk tetap mempertahankan struktur nonprofit diambil setelah mendengar masukan dari pemimpin masyarakat serta berkomunikasi dengan Kantor Jaksa Agung California dan Delaware.
Altman menyebut bahwa keputusan ini merupakan kompromi yang masih memungkinkan OpenAI untuk mendapatkan pendanaan yang cukup dari investor, termasuk Microsoft. Ia juga memastikan bahwa tidak ada perubahan dalam hubungan dengan investor yang sudah ada.
Namun, masih ada pertanyaan yang belum terjawab terkait tingkat kontrol yang akan dimiliki nonprofit di bawah struktur baru ini.
Elon Musk Tetap Melanjutkan Gugatan
Keputusan ini juga muncul di tengah konflik hukum antara OpenAI dan Elon Musk. Musk sebelumnya menggugat OpenAI karena mencoba beralih dari nonprofit ke entitas yang lebih mengutamakan keuntungan.
Meskipun OpenAI membatalkan rencana konversinya, pengacara Musk menegaskan bahwa gugatan tetap akan berlanjut. Ia menyebut bahwa pengumuman OpenAI masih mengaburkan detail penting, terutama terkait pengurangan kepemilikan nonprofit dalam unit bisnis yang dipimpin Altman.
Musk juga sempat mengajukan tawaran senilai 97,4 miliar dolar AS untuk mengakuisisi OpenAI, namun ditolak oleh Altman.
Sementara itu, OpenAI terus mencari cara untuk meningkatkan investasi mereka. Perusahaan sebelumnya mengumumkan rencana penggalangan dana hingga 40 miliar dolar AS, yang dipimpin oleh SoftBank dengan valuasi mencapai 300 miliar dolar AS.
Dengan semua perkembangan ini, OpenAI masih berada dalam dilema antara menjaga misinya sebagai organisasi AI untuk kepentingan publik dan kebutuhan untuk mengumpulkan modal guna berkembang lebih jauh dalam kompetisi AI global.
Posting Komentar