JAKARTA - Musik ternyata memiliki dampak besar terhadap perkembangan anak, tidak hanya dalam aspek hiburan, tetapi juga dalam membentuk fungsi otak dan kecakapan sosial mereka.
Sejak usia dini, mendengarkan atau bermain musik dapat menjadi salah satu stimulasi penting bagi tumbuh kembang anak, terutama dalam periode emas kehidupan mereka.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Subspesialis Kardiologi Anak, menyampaikan bahwa musik dapat mengaktifkan berbagai bagian otak anak secara bersamaan dan mendorong proses neuroplastisitas kemampuan otak untuk beradaptasi, membentuk koneksi baru, dan memperkuat jalur saraf sebagai respons terhadap pengalaman dan rangsangan baru.
"Musik bisa merangsang bagian-bagian otak seperti lobus temporal yang berperan dalam pendengaran, lobus frontal untuk mengatur emosi, hingga cerebellum yang berkaitan dengan koordinasi gerak," jelasnya dalam seminar daring tentang peran musik dalam perkembangan anak, seperti dikutip ANTARA.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa masa emas tumbuh kembang anak, yaitu dari usia 0 hingga 6 tahun, merupakan waktu yang sangat penting untuk memanfaatkan stimulasi musik.
"Pada fase ini, koneksi antar neuron berkembang sangat pesat. Musik dapat meningkatkan konektivitas itu, sehingga memperkuat kemampuan otak anak secara keseluruhan,” ujar Piprim.
Musik juga terbukti membantu meningkatkan volume materi abu-abu dan putih di otak, yang masing-masing berkaitan dengan fungsi pemrosesan informasi dan komunikasi antar sel saraf. Ketika anak-anak menyanyi atau memainkan alat musik, mereka melakukan integrasi lintas sensorik menggabungkan kemampuan auditori, visual, dan motorik. Ini turut mendukung pengembangan koordinasi tangan-mata, keterampilan motorik halus dan kasar, serta ritme gerakan.
Selain aspek motorik dan sensorik, musik juga berkontribusi pada perkembangan bahasa. Anak-anak yang sering mendengarkan musik, terutama lagu-lagu dengan lirik, cenderung memiliki kosakata yang lebih luas dan pemahaman struktur kalimat yang lebih kompleks. Hal ini, menurut Piprim, karena musik membantu mengasah memori fonologis dan pemrosesan tata bahasa dalam otak.
Dari sisi emosional, musik berperan dalam membantu anak mengenali dan mengelola perasaan mereka. “Paparan musik bisa menstimulasi hormon dopamin dan serotonin, yang penting untuk regulasi suasana hati. Selain itu, musik juga dapat memperkuat empati dan kemampuan anak untuk berinteraksi sosial dalam konteks kegiatan bersama,” tuturnya.
Dr. Piprim menambahkan bahwa musik juga memiliki peran penting dalam intervensi untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dalam berbagai terapi, musik terbukti efektif membantu anak dengan gangguan perkembangan seperti autisme, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), hingga cerebral palsy. Stimulasi melalui musik dalam konteks ini terbukti dapat meningkatkan fokus, respon sosial, dan kemampuan komunikasi anak.
Dengan berbagai manfaatnya, musik bukan hanya sekadar hiburan bagi anak-anak, melainkan alat edukatif dan terapeutik yang mampu memperkuat fondasi perkembangan mereka secara menyeluruh—baik secara neurologis, emosional, hingga sosial.
Posting Komentar