JAKARTA - Sebelum menikah, ada beberapa pertanyaan penting yang sebaiknya diajukan kepada pasangan. Misalnya soal keuangan, bagaimana skor kreditnya, apakah pernah bangkrut, dan bagaimana pandangan mereka terhadap uang.
“Masalah finansial masih menjadi salah satu dari tiga alasan utama orang bercerai,” kata Padideh Jafari, pengacara perceraian dan hukum keluarga, dikutip dari laman CNBC Make It.
Selain itu, ada baiknya juga bertanya mengenai agama.
“Apakah agama penting bagi Anda? Pastikan pasangan menghormati bagian itu dalam hidup Anda,” tambahnya.
Namun setelah menikah, pekerjaan tidak berhenti di sana. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga pernikahan tetap kuat dan menghindari penyebab perceraian yang umum.
Inilah tiga tips menjaga pernikahan tetap langgeng dari Jafari dan Parima Pandkhou, pengacara perceraian dari Wasser, Cooperman & Mandles.
1. Komunikasi adalah Kunci
Komunikasi bukan hanya soal hal besar, tapi juga hal kecil sehari-hari, seperti rencana hari ini atau cerita lucu di kantor. Penelitian menunjukkan pasangan yang bahagia cenderung sering berbagi tentang minat terbaru mereka maupun hal-hal sepele yang mereka pikirkan.
Tapi, penting juga untuk berani membicarakan hal yang lebih berat. Misalnya kebiasaan pasangan yang membuat tidak nyaman.
“Kamu harus membicarakan hal-hal itu. Kalau kamu hanya menyapu masalah ke bawah karpet, masalah itu akan semakin besar," jelas Pandkhou.
Saat berkomunikasi, usahakan sabar, jelas, dan beri kesempatan pasangan untuk bicara.
“Komunikasi itu bukan hanya soal berbicara, tapi juga mendengarkan sebelum memberi respons,” kata Jafari.
“Benar-benar coba pahami apa yang pasanganmu maksud," lanjutnya.
2. Luangkan Waktu untuk Kencan Rutin
Menurut Jafari, kencan rutin bisa menjaga kedekatan emosional pasangan.
“Saya percaya pada kencan sekali seminggu. Tidak harus makan malam mahal atau nonton bioskop. Bisa saja piknik sederhana.” ucap Jafari.
Kencan memberi kesempatan untuk quality time berdua, di luar kesibukan sehari-hari.
“Dunia kita sudah sangat sibuk, apalagi setelah punya anak. Jadi penting, bahkan hanya dua jam seminggu, untuk saling menyapa dan terhubung lagi,” tambah Jafari.
3. Bicara Soal Keuangan Secara Teratur
Seperti sebelum menikah, pembicaraan soal keuangan tetap penting setelah menikah. Jafari menyarankan pasangan untuk sering membicarakan anggaran rumah tangga.
Itu bisa berupa pertanyaan sederhana, seperti "Apakah kita perlu lebih banyak menabung? Apakah boleh sedikit belanja? Apakah kita bisa merencanakan liburan dengan anak-anak?”
Masalah kecil soal uang bisa berubah menjadi konflik besar jika tidak dibicarakan. Misalnya, kebiasaan belanja pasangan yang membuat stres bisa menimbulkan rasa kesal dan akhirnya merusak hubungan.
“Kalau kamu berbicara dengan pasangan yang sudah lama menikah dan bahagia. Mereka biasanya akan berkata, dia adalah sahabatku, orang pertama yang ingin kuceritakan kabar baik maupun buruk.” tutur Jafari.
Posting Komentar