JAKARTA - Sedikitnya 30 titik demonstrasi anti-migran terjadi di Inggris jelang akhir pekan hingga hari ini, Sabtu 23 Agustus. Di sejumlah lokasi, aksi massa itu berujung kerusuhan.
Mengutip Metro UK, aksi massa ini meletus di Bristol, Exeter, Tamworth, Cannock, Nuneaton, Liverpool, Wakefield, Newcastle, Horley, Canary Wharf, Aberdeen dan Perth di Skotlandia, serta Mold di Wales.
Umumnya aksi berlangsung di depan hotel setempat, yang menjadi lokasi pencari suaka ditampung Pemerintah Inggris. Para demonstran mengibarkan bendera Union Jack dan St George.
Di Newcastle, lebih dari 100 orang mengibarkan bendera Union Jack dan membentangkan spanduk di luar New Bridge Hotel, tempat sekitar 800 pencari suaka pria ditampung.
Mereka meneriakkan: "Hentikan perahu-perahu itu!", "Keluarkan mereka!", hingga "Kembalikan mereka!"
Mereka juga meneriakkan: "Selamatkan perempuan dan anak-anak".
Namun, para demonstran tandingan juga berada di lokasi, dan meneriakkan: "Tidak ada kebencian, tidak ada rasa takut, pengungsi diterima di sini!"
Demonstrasi ini mendukung putusan pengadilan yang mengamanatkan dewan kota untuk menghentikan penempatan para migran di The Bell Hotel di Epping, Essex, yang dimiliki oleh Somani Hotels Limited.
Berdasarkan catatan BBC, putusan pengadilan menyusul kasus seorang pencari suaka yang tinggal The Bell Hotel didakwa melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis berusia 14 tahun di kota tersebut.
Sebanyak 80 kamar di hotel tersebut disebut-sebut telah terisi. Hotel tersebut telah dihuni oleh sekitar 140 pria pada Juli 2025.
Sementara putusan pengadilan memerintahkan agar hotel itu harus dikosongkan dari para pencari suaka paling lambat pukul 16:00 BST pada 12 September mendatang.
Kementerian Dalam Negeri Inggris telah memperingatkan bahwa putusan pengadilan akan "berdampak signifikan" terhadap kemampuan pemerintah dalam menampung pencari suaka di seluruh Inggris.
Posting Komentar