JAKARTA - Rusia mengklaim tidak pernah menetapkan tujuan untuk merebut Krimea, Donbass, atau Novorossiya. Rusia menurut Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov ingin melindungi rakyatnya.
"Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa kami tidak pernah berbicara tentang merebut wilayah mana pun. Baik Krimea, Donbass, maupun Novorossiya sebagai wilayah tidak pernah menjadi tujuan kami," kata Lavrov dalam wawancara dengan saluran televisi Rusia Rossiya-24 dilansir TASS, Selasa, 19 Agustus.
"Tujuan kami adalah untuk melindungi rakyat, rakyat Rusia, yang telah tinggal di tanah ini selama berabad-abad, yang menemukan tanah ini, menumpahkan darah mereka untuknya baik di Krimea maupun di Donbass, yang mendirikan kota-kota - Odessa, Nikolayev, dan banyak lainnya serta pelabuhan dan pabrik,” ujarnya.
Lavrov mengatakan jika Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy serius ingin negaranya menegakkan konstitusinya, dia harus memulai dengan pasal-pasal pertama dokumen tersebut yang menjamin hak-hak penduduk berbahasa Rusia.
"Zelenskyy, saat berbicara di Washington, mengatakan 'Saya siap bernegosiasi, tetapi saya bahkan tidak akan membahas wilayah mana pun, karena konstitusi tidak mengizinkannya'," lanjut Menlu Rusia
Lavrov mencatat, secara paradoks, meskipun undang-undang yang melarang bahasa Rusia di berbagai bidang telah disahkan, konstitusi Ukraina masih mewajibkan negara untuk sepenuhnya melindungi hak-hak warga Rusia dan minoritas nasional lainnya.
"Jika dia benar-benar peduli dengan konstitusinya, maka dia harus memulai dengan pasal-pasal pertamanya, di mana kewajiban ini diabadikan," sambung Lavrov.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya bertemu Zelenskyy dan sejumlah pemimpin Eropa pada Senin, 18 Agustus waktu setempat.
Selain itu, pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte. Menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron, pembicaraan difokuskan pada jaminan keamanan untuk Ukraina.
Posting Komentar