JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Siti Hediati Hariyadi atau yang lebih akrab disapa Titiek Soeharto menekankan pentingnya semua pihak termasuk guru untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Program MBG ini amat membantu anak-anak untuk meningkatkan konsentrasi dalam belajar. Kita semua harus mendukung MBG agar berjalan baik di seluruh Indonesia. Kalau anak-anak fokus dan konsentrasi dalam belajar ini akan membantu guru dalam menjalankan tugasnya," ujar perempuan yang dianugerahi gelar Ibunda Guru Indonesia pada pembukaan Konkernas I PB PGRI Tahun 2025 di Hotel Millennium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa 11 Februari.

Guru, lanjut putri mendiang Presiden Soeharto ini, harus menjadi lokomotif perubahan di tengah arus globalisasi. Tugas ini memang tidak ringan, namun dengan kesungguhan hati, guru bisa menempatkan posisi di garda terdepan dalam melakukan inovasi dan transformasi.
Ayah dan ibunya, Soeharto dan Tien Soeharto, amat memperhatikan nasib para guru dan organisasinya, PGRI. "Saat masih menjadi Presiden, ayah saya membangunkan gedung untuk kantor pusat PB PGRI di Jakarta. Ibu saya juga tidak kurang perhatiannya pada nasib guru," ujarnya.
Menyinggung soal nasib guru yang pernah amat diperhatikan oleh mendiang Presiden, Ketua Umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., juga mengakui hal serupa. Karena itu, ia masih berziarah ke tempat peristirahatan terakhir keduanya di Astana Giri Bangun, Karanganyar, Solo.
"Saat berziarah ke makam beliau, saya teringat dengan apa yang sudah dilakukannya selama ini untuk guru. Karena itu, saya berjanji untuk mengimplementasikan apa yang sudah ia lakukan selama ini. Sebagai Ketum PB PGRI, saya juga akan terus berjuang memperbaiki nasib guru," tegasnya.
Sekitar 1.200 guru dari Sabang sampai Merauke yang mengikuti Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) I Tahun 2025 amat antusias mengikuti acara. Usai acara dibuka secara resmi oleh Titiek Soeharto, mereka melakukan foto bersama dari tiap-tiap provinsi.
Posting Komentar