
YOGYAKARTA – Saat terjebak dalam lift dan tubuh terasa menggigil disertai rasa takut berlebihan, bisa jadi karena mengalami fobia berada di ruangan sempit atau disebut cleithrophobia. Cleithrophobia adalah jenis fobia spesifik, berasal dari bahasa Yunani cleithro yang berarti tertutup atau menutup. Banyak kejadian yang dapat memicu cleithrophobia, termasuk terkunci di kamar mandi atau ruangan kecil lainnya, seperti lift. Fobia ini dapat dialami anak-anak dan orang dewasa dengan berbagai gejala yang mengganggu.
Apabila seseorang mengalami cleithrophobia, ia akan takut pada situasi apapun ketika berada di ruangan sempit. Ketakutan akan membuat napas lebih cepat, nyeri dada, pusing, dan gemetar. Fobia ini bisa terkait dengan pengalaman traumatis, tetapi faktor evolusi dan genetik juga berperan.
Gejala cleithrophobia mirip dengan gejala fobia spesifik lainnya. Seperti mengalami nyeri dada, menggigil, kesulitan bernapas, pusing, takut kehilangan kendali, mual, detak jantung cepat, gemetar, dan berkeringat. Jika seseorang mengalami jenis fobia ini, bisa panik dan merasa terjebak ketika berada di ruangan sempit. Mereka bisa berteriak, menangis, menyerang secara fisik, membeku, dan mencoba melarikan diri.

Diagnosis cleithrophobia dilakukan setelah mengambil riwayat medis dan melakukan tes laboratorium serta pemeriksaan fisik. Clehithrophobia, tidak diakui sebagai kondisi yang berbeda dalam DSM-5-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Sebaliknya, kondisi ini akan diklasifikasikan sebagai bentuk fobia spesifik. Untuk dapat didiagnosis dengan fobia spesifik:
Cleithrophobia seringkali disalah artinya dengan clausthrophobia, atau ketakutan terhadap ruang tertutup. Meski keduanya memiliki beberapa kesamaan, ada perbedaan signifikan di antara keduanya. Klaustrofobia, dapat terjadi kapan saja ketika berada di ruang sempit dan tertutup. Sedangkan cleithrophobia, sering kali merasa sangat nyaman saat memasuki area sempit yang bebas mereka tinggalkan tetapi mereka merasa tidak dapat meninggalkannya, terkunci, atau terjebak.
Itu artinya, cleithrophobia tidak apa-apa dengan ruang sempit jika ada jalan keluar. Tetapi dapat merasa panik jika terkunci. Fobia ini juga dapat menyebabkan kecemasan antisipatif. Berbeda dengan klaustrofobia yang dapat menyebabkan kepanikan saat memasuki ruang sempit. Kedua fobia ini dapat terjadi secara bersamaan, karena itu penting mendapatkan diagnosis profesional kesehatan mental dan mendapatkan perawatan yang tepat.
Cara mengatasi fobia spesifik cleithrophobia, melansir VerywellMind, Senin, 17 Februari, dengan mengatasi kecemasan dan ketakutan yang ditimbulkan oleh fobia. Di antaranya dengan bernapas dalam-dalam, meditasi, mempraktikkan perhatian penuh, relaksasi otot progresif, yoga, dan visualisasi. Selain itu, membuka setiap pintu dari ruangan sempit bisa membantu merasa lebih tenang.
Posting Komentar