Talenta AI Jadi Rebutan, Digaji Hingga Ratusan Miliar per Tahun!

Artikel Talenta AI Jadi Rebutan, Digaji Hingga Ratusan Miliar per Tahun! di ambil dari berbagai sumber di internet , dengan tujuan untuk ikut berperan aktif berbagi informasi yang bermanfaat kepada orang banyak , Selamat membaca
Noam Brown, peneliti yang berada di balik terobosan OpenAI (foto; x @shanegJP)

JAKARTA - Persaingan untuk menguasai kecerdasan buatan (AI) di Silicon Valley kini beralih ke medan baru: perebutan peneliti superstar.

Sejak peluncuran ChatGPT pada akhir 2022, upaya untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik meningkat drastis. Ini menyerupai persaingan dalam dunia olahraga profesional, menurut lebih dari selusin sumber yang terlibat dalam proses perekrutan peneliti AI.

"Laboratorium AI merekrut seperti permainan catur," kata Ariel Herbert-Voss, CEO startup keamanan siber RunSybil dan mantan peneliti OpenAI. "Mereka ingin bergerak secepat mungkin, jadi bersedia membayar mahal untuk kandidat dengan keahlian khusus yang saling melengkapi. Mereka seperti berpikir: apakah saya punya cukup benteng? Cukup kuda?"

Perusahaan seperti OpenAI dan Google berusaha mempertahankan keunggulan dengan merekrut kontributor individu (individual contributors/ICs) – para peneliti yang bisa menentukan sukses atau gagal sebuah model AI.

Salah satunya adalah Noam Brown, peneliti yang berada di balik terobosan OpenAI dalam penalaran matematika dan sains kompleks. Saat menjajaki peluang kerja pada 2023, ia diundang makan siang oleh pendiri Google, Sergey Brin, bermain poker di rumah CEO OpenAI, Sam Altman, bahkan dijemput investor dengan jet pribadi. Dua sumber menyebut, Elon Musk pun turun tangan langsung menghubungi kandidat demi memperkuat tim xAI miliknya.

Namun Brown memilih tetap di OpenAI. “Secara finansial, itu bukan pilihan terbaik,” katanya. “Tapi yang lebih penting bagi saya adalah komitmen terhadap proyek yang saya minati.”

Meskipun begitu, tawaran finansial dari berbagai perusahaan tetap luar biasa besar. Menurut tujuh sumber yang dimiliki Reuters, sejumlah peneliti yang mempertimbangkan bergabung dengan perusahaan baru milik Ilya Sutskever (mantan ilmuwan kepala OpenAI) bernama SSI, ditawari bonus retensi sebesar 2 juta dolar AS (Rp32,8 miliar) dan peningkatan ekuitas hingga 20 juta dolar AS (Rp328 miliar) jika bertahan di OpenAI, meski hanya setahun. OpenAI dan SSI menolak berkomentar.

Peneliti OpenAI lain yang digoda oleh Eleven Labs bahkan mendapat bonus lebih dari 1 juta dolar AS (Rp16,4 miliar) untuk tetap tinggal. Beberapa peneliti utama di OpenAI dikabarkan menerima total kompensasi lebih dari 10 juta dolar AS (Rp164 miliar) per tahun.

Sementara itu, Google DeepMind juga tak ketinggalan. Perusahaan ini menawarkan kompensasi hingga 20 juta per dolar AS tahun, mempercepat periode vesting saham dari empat tahun menjadi tiga, dan memberikan grant saham tambahan di luar siklus normal. Google menolak memberi komentar.

Sebagai perbandingan, menurut situs pelacakan kompensasi Comprehensive.io, insinyur top di perusahaan teknologi besar umumnya mendapat sekitar 281.000 dolar AS (Rp4,5 miliar ) per tahun dalam bentuk gaji dan 261.000 dolar AS (Rp4,2 miliar) dalam bentuk saham.

Talenta “10.000x”

Selama ini, Silicon Valley mengenal istilah “10x engineer” – insinyur yang sepuluh kali lebih hebat dari rata-rata. Tapi di dunia AI, CEO OpenAI Sam Altman menyebut para peneliti elite ini sebagai “10.000x”, karena kontribusinya yang luar biasa besar dalam pengembangan large language model.

Jumlah mereka sangat terbatas – antara puluhan hingga seribuan orang saja di seluruh dunia, kata delapan sumber. Mereka inilah yang dianggap bisa menentukan keberhasilan teknologi AI masa depan.

Persaingan semakin panas sejak Mira Murati, mantan CTO OpenAI, mendirikan startup AI baru. Ia telah merekrut 20 mantan rekan kerja dari OpenAI, dan kini timnya telah berkembang hingga 60 orang. Meski belum merilis produk, Murati sedang menutup pendanaan tahap awal (seed round) dengan nilai rekor, berdasarkan kekuatan timnya. Perwakilannya menolak berkomentar.

Karena sangat terbatasnya talenta top ini, perusahaan pun menerapkan strategi perekrutan kreatif. Perusahaan Zeki Data, misalnya, menggunakan pendekatan ala industri olahraga seperti dalam film Moneyball untuk menemukan talenta tersembunyi. Mereka menemukan bahwa perusahaan seperti Anthropic merekrut orang-orang dengan latar belakang fisika teoretis dan komputasi kuantum. Anthropic menolak berkomentar.

“Saya punya matematikawan luar biasa di tim saya yang mungkin tidak akan masuk ke bidang ini kalau bukan karena kemajuan cepat yang terjadi sekarang,” kata Sébastien Bubeck, yang meninggalkan posisinya sebagai VP riset GenAI di Microsoft untuk bergabung ke OpenAI. “Kini kita melihat masuknya talenta dari berbagai disiplin ke dunia AI. Dan sebagian dari mereka benar-benar sangat cerdas – mereka membuat perbedaan nyata.”

Terimakasih sudah membaca artikel Talenta AI Jadi Rebutan, Digaji Hingga Ratusan Miliar per Tahun! Sampai selesai , mudah-mudahan bisa memberi manfaat kepada anda , jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman anda semua , sekian terima kasih.