Tarif Trump Jadi Biang Keladi PHK Massal di Kota Perbatasan Meksiko

Artikel Tarif Trump Jadi Biang Keladi PHK Massal di Kota Perbatasan Meksiko di ambil dari berbagai sumber di internet , dengan tujuan untuk ikut berperan aktif berbagi informasi yang bermanfaat kepada orang banyak , Selamat membaca
Warga di Mexico City/ILUSTRASI UNSPLASH/Jezael Melgoza

JAKARTA - Selama 11 tahun, Fabiola Galicia meniti karier di pabrik yang memproduksi pita dekoratif di Ciudad Juarez, tepat di seberang perbatasan El Paso, Texas.

Berawal sebagai pekerja lini produksi, ia akhirnya dipromosikan menjadi manajer yang membawahi 30 karyawan.

Namun pada Juni, shift kerjanya dikurangi menjadi hanya tiga hari seminggu.

Kemudian pada Agustus, seorang perwakilan dari Design Group Americas, yang mengajukan perlindungan kebangkrutan bulan lalu, menutup pabriknya di Ciudad Juarez. Ini menyebabkan Galicia dan sekitar 300 pekerja lainnya kehilangan pekerjaan.

Dalam dokumen pengadilan, perusahaan tersebut menyalahkan tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump atas masalah yang mereka hadapi.

Galicia mengatakan seorang perwakilan perusahaan juga menyalahkan Trump.

"Mereka memberi tahu kami bahwa tarif telah memengaruhi perusahaan," kata Galicia, yang suaminya juga bekerja di perusahaan tersebut dan diberhentikan dilansir Reuters, Senin, 1 September.

Design Group Americas tidak menanggapi permintaan komentar mengenai PHK tersebut.

Pabrik perakitan di Ciudad Juarez, yang sebagian besar mengimpor bahan baku bebas bea dari seluruh dunia dan mengekspor produk jadi ke AS, sedang mengalami krisis.

Perang dagang global Trump telah menambah penderitaan bagi industri yang telah menghadapi serangkaian tantangan, termasuk kenaikan upah dan kekhawatiran investor atas reformasi yang dilakukan oleh partai Morena yang berhaluan kiri dan berkuasa di Meksiko.

Dikenal sebagai maquiladoras, pabrik-pabrik tersebut menyumbang sekitar 60 persen lapangan kerja di Ciudad Juarez. Selama beberapa dekade, sebagai salah satu pusat manufaktur terpenting di Meksiko, sektor industri kota ini telah diuntungkan dalam beberapa tahun terakhir karena sejumlah besar perusahaan multinasional memindahkan operasinya ke Meksiko untuk menghindari tarif AS atas produk-produk produksi China, tren yang dijuluki 'nearshoring'.

Namun, setelah pertumbuhan dan lapangan kerja yang pesat, banyak pabrik kini mengurangi jumlah pekerja dan dalam beberapa kasus bahkan tutup total.

Antara Juni 2023 dan Juni 2025, kotamadya Juarez kehilangan lebih dari 64.000 lapangan kerja di pabrik, termasuk hampir 14.000 lapangan kerja dalam enam bulan pertama tahun ini, menurut Institut Statistik dan Geografi Nasional Meksiko.

'TAMBAHANNYA'

PHK massal ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi perekonomian Meksiko, yang bergantung pada perdagangan bebas dengan AS.

 

 

 

 

Proyeksi pertumbuhan PDB untuk tahun 2025 telah terhenti di bawah satu persen karena perusahaan-perusahaan berjuang untuk tetap bertahan di tengah tarif Trump yang naik turun.

Maria Teresa Delgado, wakil presiden asosiasi maquila INDEX Juarez, mengatakan industri ini sedang dalam "krisis."

Selain tarif, ia dan enam pakar bisnis lainnya mengaitkan PHK di Juarez dengan kombinasi berbagai faktor.

Pabrik-pabrik mengalami penurunan margin keuntungan menyusul kenaikan upah minimum yang diamanatkan pemerintah federal.

Upah minimum di wilayah utara Meksiko telah meningkat sejak 2019 dari 22 peso per jam ($1,17) menjadi 52,48 peso ($2,80).

Kemudian, pada tahun 2023, mantan presiden Meksiko mengusulkan reformasi peradilan besar-besaran—untuk mengganti hakim yang ditunjuk dengan hakim yang dipilih, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor asing dan menghambat investasi karena ancaman terhadap independensi peradilan. Reformasi tersebut diberlakukan tahun ini.

Terimakasih sudah membaca artikel Tarif Trump Jadi Biang Keladi PHK Massal di Kota Perbatasan Meksiko Sampai selesai , mudah-mudahan bisa memberi manfaat kepada anda , jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman anda semua , sekian terima kasih.