JAKARTA - Di tengah panasnya suasana Indonesia yang berawal dari rencana kenaikan tunjangan anggota DPR, mantan anggota DPR RI, Angelina Sondakh bercerita soal tradisi buruk DPR di zaman ia menjabat.
Menurut Angelina, salah satu masalah terbesar di DPR adalah budaya permisif yang sudah mengakar.
“Kita berbicara adalah sistem yang memang sudah ada dan mungkin akhirnya jadi budaya. Nah, kalau misalkan udah jadi budaya kan akhirnya jadi permisif dan selalu mengatakan excuse, 'Ah udah biasa lah,' gitu,” ucap Angelina Sondakh dikutip VOI dari instagram @rumpi_ttv, Senin, 1 September.
Ia menambahkan bahwa anggota DPR yang idealis pun sering kali harus 'kalah set' karena berhadapan dengan sistem yang sudah terbentuk.
“Mungkin kalah set kali ya,” ujarnya singkat.
Lebih jauh, Angelina menyinggung bagaimana rakyat sebagai pemilik kedaulatan seringkali terabaikan. Dalam acara resmi, rakyat jarang ditempatkan sebagai pihak yang dihormati pertama.
“Kalau dalam undangan-undangan resmi, memang rakyat yang disambut duluan? Pasti kan, 'Yang kami hormati,' gitu loh. Dan selalu yang di-mention bukan rakyatnya dulu. Itu dan itu sudah menjadi seperti culture yang akhirnya tuh permisif lagi. Padahal kan bosnya rakyat ada di situ ya,” ungkap Angelina.
“Harusnya, eh dan inilah harusnya kan, 'Selamat siang kepada rakyatku.' Tapi rakyat jarang disebut," pungkasnya.
Posting Komentar