JAKARTA - Dalam menurunkan berat badan, banyak metode diet yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah time-restricted eating atau pola makan terbatas waktu yang kini semakin menjadi tren.
Time-restricted eating ini sebenarnya sama dengan metode diet intermitten fasting. Pola makan ini membatasi semua asupan makanan (kalori) ke dalam jendela waktu tertentu dalam sehari (misalnya 6-10 jam) dan berpuasa di sisa jamnya.
Fokus metode ini adalah pada kapan makan, bukan apa yang dimakan. Ini bertujuan untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan metabolisme.
Namun, ahli gizi, Audra Wilson, mengingatkan bahwa tidak semua orang cocok dengan metode diet time-restricted eating yang termasuk diet ketat.
Menurut Audra, pola makan harus disesuaikan dengan kondisi seseorang, termasuk aktivitas fisik, tujuan diet, hingga kebutuhan khusus seperti pascamelahirkan. Ia juga menuturkan pola makan yang baik dianjurkan yang bisa diterapkan seumur hidup.
“Tidak ada satu rumus yang berlaku untuk semua orang. Pola makan terbaik adalah yang bisa menjalani seumur hidup, bukan hanya untuk jangka pendek,” kata Wilson, dikutip dari Northwestern Medicine, pada Rabu, 17 Desember 2025.
Sementara itu, dalam mengatur jam makan yang baik untuk diet memang tidak mudah. Kesibukan sering menjadi alasan utama seseorang makan terburu-buru atau bahkan melewatkan jam makan.
Padahal, makan terburu-buru membuat sistem pencernaan bekerja tidak optimal dan rasa kenyang menjadi kurang terkontrol. Dianjurkan untuk meluangkan waktu duduk dan fokus saat makan, nikmati rasa, aroma, dan tekstur makanan.
Jika jadwal harian tidak menentu, solusi terbaik dengan menyediakan camilan sehat di kendaraan, tas, atau tempat kerja. Perencanaan jam makan untuk diet yang baik terbukti membantu menyeimbangkan asupan nutrisi sepanjang hari dan mencegah rasa lapar ekstrem, yang sering berujung pada makan berlebihan.
Posting Komentar