JAKARTA – Huawei secara resmi meluncurkan dua model laptop terbaru pada Senin 19 Mei yang menjadi perangkat pertama dijual dengan sistem operasi Harmony buatan sendiri. Langkah ini menjadi upaya perusahaan teknologi raksasa asal China tersebut untuk menantang dominasi perusahaan besar teknologi Barat seperti Microsoft dan Apple, di tengah tekanan berkelanjutan dari Amerika Serikat terhadap akses Huawei ke chip penting.
Meskipun Huawei telah menjadi salah satu produsen perangkat keras teknologi terbesar di dunia, pengembangan sistem operasi komputer di China masih tertinggal dibandingkan dominasi global Windows milik Microsoft dan macOS dari Apple.
Dua laptop baru yang diluncurkan adalah MateBook Fold dan MateBook Pro, keduanya menggunakan HarmonyOS 5, versi terbaru dari sistem operasi yang mulai dikembangkan oleh Huawei sejak 2015 dan pertama kali diperkenalkan pada ponsel seri Mate pada tahun 2020. Huawei mulai mengembangkan prototipe laptop ini sejak tahun 2021.
“Laptop Harmony memberikan pilihan baru bagi dunia,” ujar Yu Chengdong, Kepala Divisi Konsumen Huawei, dalam acara peluncuran yang disiarkan secara langsung. “Kami terus melakukan hal-hal sulit, tapi yang benar.”
Model dasar MateBook Fold, yang tidak memiliki keyboard fisik dan menampilkan layar OLED ganda 18 inci saat dibuka penuh, dijual seharga 23.999 yuan (sekitar Rp54,4 juta). Sementara itu, MateBook Pro dengan desain laptop konvensional dibanderol mulai dari 7.999 yuan (sekitar Rp18,1 juta).
AS mulai membatasi akses Huawei ke teknologi AS sejak 2019 dengan alasan keamanan nasional. Hal ini mendorong Huawei untuk membangun kemampuan internal dalam mengembangkan chip dan sistem operasi sendiri.
Huawei mengatakan bahwa HarmonyOS versi komputer saat ini sudah mendukung lebih dari 150 aplikasi, termasuk WPS Office dari Kingsoft sebagai alternatif Microsoft Office, serta aplikasi pengeditan foto Meitu Xiu Xiu.
Dalam laporan tahunannya, Huawei menyatakan bahwa hingga akhir 2024, lebih dari 7,2 juta pengembang individu telah mengembangkan aplikasi untuk HarmonyOS, yang kini telah dipasang di lebih dari satu miliar perangkat, termasuk smartphone dan TV.
Huawei tidak mengungkapkan jenis chip prosesor yang digunakan dalam laptop terbaru mereka. Namun perusahaan menjelaskan bahwa harga tinggi perangkat disebabkan oleh biaya teknologi manufaktur chipset terbaru.
Sebelumnya, Reuters sempat melaporkan bahwa pemerintah AS telah mencabut izin beberapa perusahaan seperti Intel dan Qualcomm untuk memasok chip ke Huawei. Langkah ini dipicu oleh kekhawatiran keamanan nasional, terutama setelah Huawei merilis laptop bertenaga AI yang menggunakan prosesor Intel, yang memicu kemarahan anggota parlemen dari Partai Republik AS.
Posting Komentar