Pasukan Israel Serbu dan Tutup Enam Sekolah di Yerusalem, UNRWA: 800 Anak Trauma

Artikel Pasukan Israel Serbu dan Tutup Enam Sekolah di Yerusalem, UNRWA: 800 Anak Trauma di ambil dari berbagai sumber di internet , dengan tujuan untuk ikut berperan aktif berbagi informasi yang bermanfaat kepada orang banyak , Selamat membaca
Ilustrasi staf UNRWA di sekolah UNRWA yang menjadi penampungan pengungsi Palestina. (Twitter/@UNRWA)

JAKARTA - Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pada Hari Kamis, ratusan anak-anak mengalami trauma dan terancam kehilangan akses pendidikan, akibat penyerbuan diikuti penutupan sekolah-sekolah yang dikelola badan PBB di Yerusalem Hari Kamis.

Pasukan bersenjata Israel memasuki dan menutup sekolah-sekolah di Yerusalem yang dikelola UNRWA, dalam langkah terbaru yang diambil oleh otoritas untuk mengusir organisasi tersebut keluar dari wilayah yang dikuasai oleh Israel.

Personel Israel yang "bersenjata berat" bersama dengan pejabat kota dan pendidikan menyerbu tiga sekolah UNRWA di kamp pengungsi Shuafat, menahan seorang anggota staf dan memerintahkan yang lain untuk segera membubarkan siswa, menurut pernyataan dari organisasi tersebut, dikutip dari The National 8 Mei.

Dikatakan, tindakan tersebut merupakan "pelanggaran hukum internasional".

Lebih dari 550 siswa berusia enam hingga 15 tahun hadir pada saat itu. Pejabat UNRWA juga melaporkan pasukan Israel ditempatkan di tiga sekolah lain yang dikelola oleh badan tersebut, di mana para guru membubarkan 250 siswa "untuk memastikan keselamatan mereka".

UNRWA mengatakan, penggerebekan Hari Kamis di Yerusalem "menimbulkan trauma terhadap 800 anak kecil yang berisiko langsung kehilangan akses mereka terhadap pendidikan".

Pejabat Israel mengatakan, tempat sekolah dalam sistem Israel akan dibuat untuk para murid, tetapi hanya sedikit rincian yang diberikan.

Organisasi tersebut juga menyediakan perawatan kesehatan, dukungan keuangan, dan pelatihan kejuruan, di antara layanan lainnya, yang juga terdampak oleh larangan tersebut.

Sementara itu, organisasi hak asasi manusia Palestina, Adalah, yang melawan larangan UNRWA di Mahkamah Agung, menyerukan "intervensi internasional yang mendesak" setelah penggerebekan sekolah.

Polisi Israel mengatakan "para petugasnya hadir hanya untuk mengawal dan memastikan keselamatan personel Kementerian Pendidikan saat mereka melaksanakan tugas resmi mereka".

Diketahui, undang-undang Israel yang melarang organisasi tersebut mulai berlaku pada Bulan Januari. Perintah penutupan dikeluarkan oleh polisi ke sekolah-sekolah di Yerusalem bulan lalu.

Israel sendiri sejak lama menentang keras pekerjaan dan keberadaan UNRWA, mengkritik kurikulum sekolahnya yang menurutnya mendorong hasutan dan peran organisasi tersebut dalam memperluas status pengungsi berkelanjutan kepada warga Palestina yang keluarganya dirampas dan mengungsi dalam perang tahun 1948.

Kritik Israel menjadi lebih intens setelah serangan 7 Oktober 2023. Diduga, sekitar 10 persen staf UNRWA di Jalur Gaza, sekitar 1.200 orang, berafiliasi dengan kelompok militan Palestina yang melakukan serangan di Israel selatan.

UNRWA mengatakan belum menerima informasi apa pun, "apalagi bukti", dari Israel atau negara anggota PBB mana pun tentang klaim tersebut.

Terimakasih sudah membaca artikel Pasukan Israel Serbu dan Tutup Enam Sekolah di Yerusalem, UNRWA: 800 Anak Trauma Sampai selesai , mudah-mudahan bisa memberi manfaat kepada anda , jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman anda semua , sekian terima kasih.