JAKARTA – Startup kecerdasan buatan (AI) asal China, Zhipu AI, telah mengamankan pendanaan sebesar 500 juta yuan (sekitar Rp1,1 triliun) dari perusahaan milik negara Huafa Group. Pendanaan ini diumumkan hanya beberapa minggu setelah perusahaan tersebut mengumumkan penggalangan dana sebesar 1 miliar yuan sebelumnya.
Huafa Group, sebuah konglomerat milik negara yang berbasis di Zhuhai, provinsi Guangdong, baru-baru ini mengumumkan investasinya di Zhipu. Hal ini dilaporkan oleh media pemerintah Zhuhai Special Economic Zone Daily pada Kamis, 13 Maret. Investasi ini mencerminkan upaya berbagai kota di China yang berlomba-lomba untuk mendukung startup AI yang menjanjikan, sejalan dengan prioritas Beijing dalam persaingan teknologi dengan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Hangzhou—yang merupakan markas dari pesaing Zhipu, DeepSeek—juga menjadi investor utama dalam putaran pendanaan senilai 1 miliar yuan yang diumumkan bulan ini melalui entitas milik negara, Hangzhou City Investment Group Industrial Fund.
Pendanaan ini muncul di tengah berkembangnya DeepSeek, yang model bahasa besarnya (large language model) diklaim mampu menyaingi pesaing Barat dengan biaya pengembangan yang lebih rendah.
Didirikan pada 2019, Zhipu AI dikenal sebagai salah satu "AI Tigers" China dan telah menarik investasi dari raksasa teknologi seperti Tencent, Meituan, dan Xiaomi. Menurut platform pendaftaran bisnis Qichacha, perusahaan ini telah melalui lebih dari 15 putaran pendanaan dan pada Juli 2024 memiliki valuasi sebesar 20 miliar yuan (Rp45,3 triliun).
Pendanaan terbaru ini akan digunakan untuk mendorong inovasi teknologi serta pengembangan ekosistem model dasar GLM milik Zhipu, menurut laporan Zhuhai Special Economic Zone Daily.
Pada Januari 2025, Zhipu dan anak perusahaannya masuk dalam daftar kontrol ekspor Departemen Perdagangan AS, yang melarangnya memperoleh komponen dari Amerika Serikat.
Posting Komentar