JAKARTA - Indonesia melalui Maemuna Center Indonesia dan Aqsa Working Group (AWG) yang didukung Kementerian Luar Negeri RI, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Baznas RI hingga Kementerian Kesehatan Palestina akan membangun Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Jalur Gaza, Palestina.
Pembangunan rumah sakit ini merupakan upaya mendukung pemulihan sistem kesehatan di Gaza, bagian dari 'Kampanye Nasional Indonesia untuk Palestina: Solidaritas, Aksi Nyata dan Harapan Baru' yang diluncurkan pada 26 Februari lalu oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Anis Matta.
Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI Ahrul Tsani Fathurrahman mengatakan, pihaknya mendukung pembangunan RSIA Indonesia yang menjadi pekerjaan besar dalam Kampanye Nasional Indonesia untuk Palestina.
"Kondisi di Gaza saat ini masih dihadapkan pada krisis kemanusiaan multidimensi, tantangan yang sangat berat, setelah selesainya fase pertama gencatan senjata, sampai saat ini masih belum berlanjut negosiasi fase kedua, diperparah dengan kebijakan Israel yang kembali menutup pintu perbatasan" kata Ahrul, dalam keterangan pers di Kementerian Luar Negeri, Jumat 14 Maret.
"Kami mengapresiasi Aqsa Working Group dan Maemuna Center yang memulai inisiatif dan mendorong kerja besar ini," jelasnya.
Rencananya, RSIA Indonesia Gaza akan dibangun di atas tanah wakaf seluas 5.000 meter persegi yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Palestina. Lokasinya di dekat Rumah Sakit Anak Al-Rintisi di Gaza.
"Berdasarkan data UN OCHA, sebanyak 19 dari 36 rumah sakit di Gaza ditutup karena terdampak oleh serangan Israel sejak Oktober 2023," jelas Pembina Maemuna Center Indonesia Siti Fadilah Supari.
Nantinya, rumah sakit ini akan memiliki luas total 10.310 meter persegi yang terdiri dari empat lantai, termasuk basement. Total dana yang dibutuhkan sekitar Rp402 miliar, dengan tahap awal dilakukan penggalangan sebesar Rp201 miliar.
"Ide rumah sakit ibu dan anak ini muncul lebih dari setahun yang lalu, kira-kira satu bulan setelah peristiwa 7 Oktober untuk membangun rumah sakit ibu dan anak. Karena korban genosida Israel di Gaza, lebih dari 60 persen adalah perempuan dan anak-anak," kata Ketua Presidium AWG Anshorullah.
Ia mengatakan, dalam waktu dekat tim advance akan dikirim untuk melakukan kerja administratif dengan Kementerian Kesehatan Gaza, sekaligus melakukan groundbreaking secepatnya, "yang akan diberangkatkan setelah di awal Bulan Syawal setelah lebaran".
Jika tidak ada halangan, RSIA Indonesia Gaza akan memiliki 100 tempat tidur rawat inap, 8 tempat tidur gawat darurat (termasuk 2 tempat tidur ruang isolasi), 8 tempat tidur ICU (termasuk 2 ruang isolasi), HCU, NICU, ruang persalinan (termasuk persiapan dan pemulihan), ruang bedah (termasuk persiapan dan pemulihan), klinik rawat jalan, ruang radiologi, ruang CSSD, laboratorium, farmasi hingga kamar jenazah.
"Pembangunan RSIA Indonesia bukan hanya sekadar membangun infrastruktur kesehatan, tetap juga bentuk solidaritas nyata bangsa Indonesia untuk Palestina. Ini adalah langkah konkret untuk memastikan perempuan dan anak-anak di Gaza memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang layak," jelas Ketua Maemuna Center Indonesia Onny Firyanti Hamidi.
Posting Komentar